Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kamu tak tertandingkan dan kamu hebat.

Aku pikir memang tidak perlu menilai orang lain terlalu dalam, bahkan di permukaannyapun tidak perlu. Apa lagi membahas tentang orang lain yang tidak ada tujuan pastinya, tidak ada makna kemudian. Sekedar layaknya cemilan untuk makin mengasyikkan waktu saat berkumpul. Aku rasa memang aktivitas membicarakan orang lain itu, secara tidak langsung mengambil waktu kita, dan kesadaran kita, perhatian kita dirampas oleh hal remeh temeh seperti itu. Dan kita tidak menyadari dengan seutuhnya. 

Adakala memang kita membahas orang lain, akupun demikian. Biasanya dengan suami, aku membuka obrolan tentang seorang teman, saudara dan yang lainnya. Diawal aku sampaikan bahwa pembahasannya bukan terhadap "orangnya", melainkan kejadian yang dialami, dan atau telah terlalui. Lalu kita sepakat, makna apa yang bisa kita jadikan perenungan, dan kemudian tidak jarang kami tutup dengan kalimat "Yaa, seperti itulah hidup".

Saat ini dengan semaraknya media sosial, semakin bertambah keberisikanmembicarakan orang lain. Entah membicarakan saat dalam perkumpulan dengan teman yang lain, atau bahkan hanya berbicara pada pikiran sendiri. 

Keren banget ya pencapaiannya, ah aku baru seperti ini. Bisa lalui hari ke hari juga aku udah bersyukur banget. Cuman aku juga pengen si kayak gitu.

Pengen liburan juga deh jadinya, kayaknya enak banget itu ya nginep di Hotel, lalu bahagianya bersama keluarga atau pasangan. Tapi ah engga deh bisa bayar kosan juga setiap bulan udah alhamdulillah, bisa terlalui.

Seneng banget bisa foto bareng pasangan kayak gitu, serasi banget, bahagianya. Engga ini aku udah alhamdulillah sih sebenanrya bisa nafas juga, -_-'

Ya mungkin seperti itu ya keberisikan pada pemikiran, jika melihat yang memang bahagia nya orang lain. Dan responnya dengan ya udah gini juga alhamdulillah. Saya pikir respon begitupun bukan tidak dengan mengeluarkan energi pada diri. Cukup mengeluarkan energi besar. Jadi mungkin lebih baik engga perlu melihat posting atau storty dari orang lain. Mungkin begitu ya. Ha ha hah!

Namun ada juga beberapa keberisikan dengan pemikiran agak berbeda. Ketika melihat postingan dan stroty di media sosial. Misalnya, 😒

Foto - foto bahagia gitu, tahu lah aslinya gimana. Ga usah sok bahagia deh. 

Posting aja jalan - jalan, ke sana-kesini, makan di resto mahal,  foto gelas starbucks, tapi itu pinjaman uang dari dulu sampai sekarang belum juga dikembalikan. Heran !

Pasang status banyak banget kesibukan a sampai x, y, z. Maksudnya apa juga?. 

Kalau menurutku daripada pemikiran kita berisik kayak gitu sih ya, dan kita belum sanggup untuk mengelola keberisikan itu, baiknya engga perlu berkunjung ke sosial media saja. Kecuali sudah bisa mengelola baik, tidak hanya bagaimana merespon postingan di sosial media. Melainkan juga mengelola batasan waktu yang tegas untuk itu. Perhatianmu akan terampas, itu pasti.

Apapun itu, kita adalah manusia. Mahkluk yang diciptakan memang tak tertandingkan satu dengan yang lainnya. Sebab memang berbeda-beda. Kita diciptakanNya unik, berbeda. Tidak dapat sama sekali dibandingkan. Jelas unik, tak tertandingkan antara satu dengan yang lain. Jadi, fokus saja dengan potensi yang sudah diberikanNya. Terlalu banyak membandingkan, menilai orang lain malah habis sudah waktu untuk mengasah potensi diri.

Tidak ada yang tidak beruntung, semua manusia menurutku dicipta lengkap dengan segala keberuntungan. Dengan porsinya masing-masing. Kamu Tak tertandingkan dan kamu hebat.

Matcha Latte
Kamu Hebat, secangkir Matcha Late untukmu.


Posting Komentar untuk "Kamu tak tertandingkan dan kamu hebat."