Perlu waktu sendiri
-ReLaX-
"Tak semua renung bisa terucap, tertulis renungan sederhana untuk mengenal arti hidup dan jujur terhadap rasa, tentang rasa dan karyaku, RASA & KARYA Perempuan"
Hari ini, pertama kali saya perjalanan ke Kalimantan.
Belum pernah sebelumnya. Agak ragu mau pergi, karena menurut saya ini jauh. Dan belum lagi, suami sedang ada diluar kota juga.
Semoga perjalanan kali ini mendapat ridho Allah
Semoga perjalanan kali ini bermanfaat untuk kami, untuk semua,
Semoga lancar, selamat, barokah. Aamiin
*05.30 Bandara Husein Sastranegara. Dalam mendung, dan gerimis menjadi aksesoris dini hari ini
Ngga ada kamu, sepi.
😔
Padahal baru semalam, masih 3 malam lagi.
Saat kamu pulang, aku pergi 1 malam.
Kapan kita bermalam bersama, masih 4 malam lagi 😭
Berpegang tangan bersama
Saling menguatkan
Saya menawarkan makan malam kepada suami jam 20.30
"Mas, mau sekalian makan malam disini? Atau beli disini terus dibungkus aja kalau mas masih kenyang. Nanti dimakan di rumah"
"Ngga, mas masih kenyang. Tadi yang nasi bungkus siang kan baru dimakan pas menjelang maghrib. nanti saja mas makan lauk apa yang ada di rumah untuk makan malamnya"
----
Jam 21.30 saya kembali menawarkan makan malam, apakah mau makan saat ini atau nanti saja saat sudah merasa lapar.
"Mas mau sekarang disediakan makan nya?"
"Mas belum lapar, nanti saja"
"Baiklah, bilang ya nanti kalau mau makan"
"Iya"
-----
Jam 21.30 s.d 23.00 saling bersenda, saling bercerita dan saya rupanya lebih dulu tertidur.
Kemudian terbangun 00.40, karena ada suara yang membangunkan,
"Sayang, yang... sayang, suaminya lapar yang"
"Oh yaa ..."
(Goreng tahu, goreng telur, panasin sayur soup)
Dan saya hidangkan makan malam nya.
Hari ini di kota yang tidak seperti hari-hariku biasanya, aku di Surabaya.
Ingin bercoret renungan tentang "memandang" sudah cukup lama, namun baru kali ini agak semangat menngetik,
Menurut kamu, bagaimana kamu memandang orang lain pada kesan pertama?
Memandang orang lain semisal dilingkungan kerja, kadang lebih menghormati atasan dan kurang menghormati bawahan.
Hasi bagaimana memandang dapat teraplikasikan ke bagaimana bersikap kepada orang tsb.
Semisal, kepada atasan sangat santun berbicara, tp kepada teman selevel atau bawahan sangat seenaknya.
Biasanya aku sangat mudah menilai temanku ini "gimana sih" orang nya, ya dari bagaimana dia bersikap terhadap orang lain.
Dan contoh sederhana lagi, kadang aku perhatikan bagaimana sikap dia ketika ada orang lain yang memiliki mobil, dan orang lain yang memiliki motor. Ketika bagaimana dia bersikap kepada orang lain yang hanya memiliki sepeda atau sepeda motor, terkadang terlihat sangat berbeda cara "berteman" nya dengan yang memiliki mobil.
Dan ada banyak hal lain yg aku perhatikan, pertemanan dipandang dari hal-hal yang penuh kekonyolan, penuh kepentingan, seketika aku sangat tidak respect.
Disadari apa ngga disadari, selama memandang dengan penuh "konyol" itu, akan berakibat ngga baik untuk diri.
Hakikatnya pertemanan itu dengan ketulusan. Yah tapi gak tahu apa masih ada di jaman yang katanya kekinian.
Ngga hanya dalam pertemanan. Sempat saya membeli tas di sebuah toko tas besar dan memang harganya rata2 diatas 1 juta sekitar 4 tahun lalu, dan SPG toko tas tsb nanya "mba naik mobil?"
Saya jawab "naik angkot, saya ngga punya mobil, ngga punya motor, rumah juga sy ngontrak :) "
SPG tsb masih saja nanya2 ini itu.
Sungguh memang luar biasa hahahahaaa....
Bagiku, orang yang punya harta melimpah ruah, sedang2 saja, atau ngga punya apa yg lebih, aku ttp sangat menghormati. Justru aku menaruh hormat lebih, karena begitu kuat nya bisa menjalani perjalanan kehidupan dengan penuh keterbatasan, dia tetap berdiri tegap, tetap berjuang terus tanpa henti, tetap optimis, tetap semangat hidup. Keren kan.
Yah sementara gitu dulu, nanti aku lanjut lagi......
Bye 😊
Sangat Bersyukur bersama kamu
Kamu lelaki yang telah bersamaku dan berharap sampai kelak akhir hayat tetap bersama,
Tetap menjadi lelakiku,
Kamu lelaki baikku, laki-laki banget.
Kamu tahu kenapa 2013 saat itu, hatiku berhenti kepada kamu? -Ketika ada beberapa tempat pemberhentian hati di tempat lain selain kamu.
Kenapa kamu? Tidak perlu waktu lama aku menentukan, hatiku untuk kamu.
Karena ada sesuatu yang aku rasa saat dengan kamu.
Entah apa sebutannya, tidak dapat aku suratkan satu persatu. Bahkan tersiratkan pun sulit diuraikan.
Secara menyeluruh aku sebut kamu "Laki-laki banget"
Dari sana lah aku merasa rasa itu ada,
---Ya ampuuun ini orang, laki-lqki bangettt.
Begitulah kurang lebih hatiku berucap
Terimakasih banyak ya untuk kamu
Untuk semua hal yang telah kamu berikan.
Untuk telah mengerti aku
Untuk semua maaf - maaf atas banyaknya kurangku selama ini
Untuk semua sayang yang begitu banyaknya telah diberi untukku
Untuk atas penyerahan hatimu yang penuh dan tulus untukku
Lanjut lagi ya cerita nya..... ^_^
(Selagi mood)
______
"Kamu ada agenda malam nanti?"
"Oh ya kamu bersedia kah senja nanti sepulang dari bekerja kita bertemu?. Ada yang mau aku sampaikan ke kamu :)"
begitu chat BBM dari kamu
"Oke, aku bertepatan tidak ada agenda lepas jam kerja nanti. Kita ke bukit biasanya ya. Jam 5 tepat kamu sudah jemput aku yaaa :)"
Bertepatan kami memang satu kota. Kota kami tinggal jauh dari kebisingan, jauh dari hal-hal kesibukan lalu lalang manusia. Kota yang cukup tenang, ada beberapa tempat yang dapat dikunjungi tanpa harus mempertimbangkan sudah gajian atau belum :^)
Ada beberapa alternatif tempat dan diantaranya cukup menyamankan. Salah satu tempat favorite aku dan kamu, sebuah bukit berjarak 20 km dari tempatku bekerja. Jarak tempuh menuju tempat tsb sekitar 30 menit, menggunakan kendaraan sepeda motor.
Jika seperti sore ini, saat aku bertemu kamu, aku pulang berbarengan satu kendaraan dengan kamu.
Hal demikian sangat membuat aku bahagia. Aku bisa berada dibelakang kamu, kudapati bahumu yang dapat menjadi tempat sejenak meletakkan daguku untuk menyandarkan sejenak dan sesekali melihat senyum kamu di kaca spion. Hahahaa... kamu manis ya. Walau memang seawal bukan type ku. Tapi ternyata kamu manis. Aku suka kamu.
Ah apalah aku ini malah melamun tidak karuan. Tidak sabar menunggu 4 jam kedepan. Menunggu dijemput kamu.
Ya, kamu lelaki yang awal sebenarnya tidak menyukai senja. Walau kamu sangat melow. Baper lah mungkin kata kekinian nya. Namun karena aku sering mengajak kamu ke perbukitan disaat senja, dan kita duduk bersama menikmati senja, sejak itulah kamu menjadi penikmat senja juga seperti aku.
....bersambung
Bertemu denganmu adalah salah satu hal yang aku ingini. Meski aku sangat sering tidak menyampaikan itu. Aku hanya tidak mau menambah kerepotan kamu. Karena aku tahu betapa sudah lelah nya kamu menjalani rutinitas dengan segala kerepotan - kerepotan.
Saat menemuiku, saat tersisa nya pikiran dan tenaga kamu. Tidak masalah buatku, aku mendapatkan waktu paruh sisa pada letihmu. Aku sudah bahagia berada didepanmu, sesekali kita duduk bersebelahan juga- saling berbincang, saling mendengarkan, dan saling menatap. Kemudian kita saling menguatkan. Sesekali ada candaan kamu dan aku tertawa lepas, tawa yang sangat jarang aku dapati di hari-hari rutinitasku.
Kamu tahu, bersamaan dalam tawa lepasku -ada mata dan hatiku yang menatap dalam kejauhan mata lelahmu, dan berujar "aku tahu, kamu lelah... aku tahu yang kamu jalani sebenarnya tak mudah, aku tahu tak seringan apa yang kamu selalu sampaikan kalau kamu baik2 saja. Kalau kamu enjoy, dan segala kabar dan ungkapan baik2 lainnya" Entah sejak pertemuan saat penyampaian rasa itu, mata dan hatiku sudah berujar seperti itu.
Dan itu sampai saat ini,