Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyiapkan diri untuk melepaskan

Tak jarang dalam hari ke hari berpikir tentang pencapaian dan pencapaian. Dari tidak ada berupaya supaya menjadi ada. Dari kosong berupaya mulai untuk terisi. Membangun dan terus membangun. Meraih berbagai hal dan kemudian mencapainya. 

Ya, saya seperti itu dalam hari ke hari. Jika tidak merenungi apa yang telah terlalui dan apa yang akan dilalui, akan ada bagian terlewatkan, yaitu perihal melepaskan. Begitulah, saya. Bukan tentang orang lain, melainkan saya yang demikian. 

Kata melepaskan, bagi saya lebih fleksibel untuk digunakan dalam konteks renungan saya. Meski mungkin tersedia kata lain, yaitu merelakan. Namun nampak berat _kata merelakan lebih memiliki makna yang memerlukan validasi bertingkat. Dan kitapun belum benar - benar yakin, apakah memang benar kita rela?. 

Adakala terlewatkan bahwa apa yang kita akan lalui ke depannya, juga perlu kesiapan diri untuk melepaskan atas apa yang telah kita capai. Tidak selalu semua tentang pencapaian. Melepaskan apa - apa yang ada pada genggaman, melepaskan apa - apa yang telah lama membersamai kita, melapaskan apa saja yang selama ini menjadi bagian hari  - hari kita. Apakah sudah berupaya untuk menyiapkan jiwa untuk itu semua. 

Seperti layaknya waktu yang telah terlalui sedemikian panjang pada perjalanan hidup, saya rasa hal yang memporak porandakan jiwa adalah ketika harus melepaskan. Dan seberapa siap jiwa kita dapat melalui perjalanan itu, seberapa siap otak dan hati sinkronisasi sehingga tidak tetap dalam kondisi kecewa mendalam, sedih dan luka yang berkepanjangan. Cukup tak perlu mendalam dan berkepanjangan, ini akan bisa kita lalui jika kita mempersiapkan melepaskan.


Melepaskan Senja untuk Menerima Malam



Posting Komentar untuk "Menyiapkan diri untuk melepaskan"