Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

24 Jam Waktu yang berbeda (1)

Mengenal beberapa teman, kisah dan segala cerita tentang kehidupan.
Semakin mengenal, semakin semestinya berempati akan setiap sisi.

Ketika menjumpai seorang teman, pada usia sebaya. 
Sebelum mengenalnya, terdapat pandangan tentangnya yang sudah kita simpulkan. 
Terdapat saran-saran yang saat ia meminta masukan yang kita berikan


Tidak jarang merespon mereka saat sedang memiliki masalah 
"Kamu coba deh (bla - bla - bla) ................."
"Kamu semangat lagi ya (bla - bla - bla),....."
"Masak iya kamu ngga kepikiran untuk (bla - bla - bla)...."
Saran - saran yang diberikan lebih kearah sisi (sudut pandang) diri sendiri, sempatkan sedikit mereda - membuat jeda "kita diposisi dia dengan segala sejarah hidupnya"
Iya tidak mudah memang menyelami hal - hal demikian,

Jika kita selami lebih dalam lagi, waktu sesorang yang satu dengan seseorang yang lain, bahkan dengan kita. Belum tentu sama.

Di sudut kota lain, seorang remaja yang mengalami broken home, bisa jadi 70% waktunya habis untuk memikirkan perihal keluarganya. 
Di sisi ruang area lain, seorang remaja mengalami permasalahan kesakitan fisik karena kecelakaan dan ia kehilangan 2 tahun waktunya untuk dapat berinteraksi sosial lepas kesana - kemari, dan memikirkan biaya untuk kesembuhannya. Habis 70% waktunya untuk itu.
Dan pada titik lain, masa remaja kita bahkan  95% sekedar memikirkan sekolah, pencapaian dan cita masa depan.

-bersambung-




Posting Komentar untuk "24 Jam Waktu yang berbeda (1)"