diambil dari www.sangsahaja.blogdetik.com "PEMUDA di TEPI DANAU"
Pemuda itu berdiri di tepian, memandang
riak air yang seperti menari menuruti irama dalam hatinya. Ada kesejukan
yang menawan, bukan sekedar karena dia berlindung dari terik mentari
di bawah rindang pepohonan, bukan pula karena tiupan angin yang dengan
lembut menerpa wajah dan tubuhnya. Tapi kesejukan itu bersumber dari
hatinya yang tenang, hati yang senantiasa berbaik sangka pada Tuhan,
atas kehidupan yang dia jalani di muka bumi ini.
Dilihatnya seorang lelaki setengah baya
yang sedang memancing tak jauh dari tempatnya berdiri. Meski sedari tadi
tak didapati ikan yang tertipu akan umpan di kail pancingnya, dia tetap
duduk tenang. Ah, betapa sabarnya lelaki itu. Yang tetap berikhtiar
dengan terus memasang umpan yang lagi-lagi hilang.
Disandarkanya pundak ke pohon tegap, lalu
dibukalah SMS yang baru saja menghampiri inbox ponsel sederhanannya.
Senyum pun mengembang dari bibirnya ketika membaca isi SMS yang selalu
saja nyaris sama, ungkapan perhatian dari gadis terhadap seorang jejaka.
Diraba hatinya dengan rasa, namun masih
saja seperti sedia kala. Tautan itu masih belum terwujud jua, sementara
waktu terus melaju, dan pertanyaan akan hal yang sama pun semakin
menumpuk di bahu. Diliriknya lelaki yang mancing tadi yang mengucap
syukur memecah sunyi, ada ikan besar di ujung pancingnya, dan dia
teramat bahagia. Dan sang pemuda pun bergumam, “ya. itulah buah
kesabaran, dan aku percaya Pada-Mu, kau pun kan mempertemukanku dengan
sosok indah itu.”
Sang pemuda membuka kemasan roti, lalu
dilemparkannya roti itu ke danau. Sepertinya ikan-ikan bahagia, dan
itulah rejeki yang mereka terima dan rejeki memang kadang datang tanpa
diduga, seperti halnya cinta.
--------------------------------------------------
Sengaja aku kutip artikel dari "Achoey-sangsahaja.blogdetik.com" :-)
Artikel yang 'ngena'
Posting Komentar untuk "diambil dari www.sangsahaja.blogdetik.com "PEMUDA di TEPI DANAU""