Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Zuhud dan Tawakal

 http://www.riwayat.web.id/2009/12/zuhud-dan-tawakal.html

Zuhud dan Tawakal

Diposkan oleh Riwayat Attubani
Pembelajaran Riwayat-Materi pembelajaran


A. ZUHUD

1. Pengertian Zuhud
Secara bahasa kata zuhud berasal dari bahasa Arab زَهَدَ – يَزْهَدُ-زُهْدً berarti “meninggalkan”.Orang yang zuhud disebut Zahid.
Menurut istilah zuhud didefenisikan dalam kalimat yang berbeda-beda namun tetap dalam arti yang sama.
a. berpaling dan meninggalkan sesuatu yang disayangi bersifat material dan kemawahan duniawi dengan mengharapkan sesuatu yang lebih baik dan bersifat spritual berupa kebahagiaan ukhrawi.
b. Menurut Imam al-Qusyairi Zuhud adalah tidak merasa bangga kemewahan dunia yang dimiliki dan tidak merasa sedih ketika kehilangan harta
c. Menurut Imam Gazali, Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk menguasai kemewahan dunia sesuai dengan kadar kemampuannya
d. menurut Ali Bin abi Thaib zuhud berarti membatasi ambisi-ambisi duniawi, syukur setiap anugrah dan menghindari apa yang telah haramkan oleh Allah swt.
Dari pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa Zuhud berarti suatu sikap hidup dimana seseorang tidak terlalu mementingkan dunia dan harta kekayaan. Materi dan dunia ini hanya merupakan sarana dan alat untuk mencapai tujuan yang hakiki yaitu kehidupan akhirat
Dengan demikian zuhud tidak berarti membuang harta benda dan menolak apa yang dibolehkan akan tetapi zuhud berarti kita tidak boleh beranggapan bahwa apasaja yang kita miliki adalah lebih utama dari pada apa yang ada disisi Allah swt.

2. Dalil yang terkait dengan bersikap Zuhud
Firman Allah swt.:
وَلاَ تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلَى مَامَتَّعْنَا بِهِ اَزْوَاجًا مِّنهُمْ زَهْرَةً الْحَيَوةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَاَبْقَى (الطا هى : 131)
Artinya:
“Dan janganlah engkau tunjukkan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal”.(Qs.Thaha : 131)

3. Contoh perilaku Zuhud
a. Senantiasa mensyukuri ni’mat yang diberikan Allah swt.
b. Senantisa merasa cukup meskipun harta yang dimiliki sekedar untuk memenuhi kebutuhan.
c. Orang yang memiliki kemampuan untuk hidup mewah, tetapi mereka tidak mau, sebab mereka selalu membelajakan hartanya di jalan Allah swt. untuk mendaptkan keridhaan-Nya.
d. Tidak mencintai dunia secara berlebihan. Maksudnya adalah mencintai dunia sehingga melupakan cintanya kepada Allah swt dan Rasul-Nya.
e. Tidak meninggalkan kehidupan dunia secara total namun Menjadikan kehidupan dunia menjadi sarana yang menentukan kehidupan di akhirat.
Firman Allah swt.:
قُلْ مَتَاعُ الدُنْيَا قَلِيْلٌ وَاْلاَخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقى ( النساء:77)
Artinya:
“katakanlah kesenangan didunia ini hanya sebentar (sidikit) dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. an-Nisa’: 77).
4. Upaya untuk membiasakan sifat zuhud
Seseorang yang ingin memiliki sifat zuhud setidaknya ia harus:
a. Jangan menjadikan dunia sebagai`tujuan hidup, jadikanlah dunia sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan hidup yang utama,karena kehidupan dunia bukanlah kehidupan yang hakiki tetapi hanyalah kehidupan senda gurau dan sementara. Kehidupan dunia yang berlebih-lebihan dapat mengantarkan manusia ke dalam kebinasaan.
Firman Allah swt.:
وَمَا هَذِهِ الْحَيَوةُ الدُّنْيَا اِلاَّ لَهْوٌ وَّلَعِبٌ وَاِنَّ الدَّارَ اْلاَخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْكَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
Artinya:
“Dan kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan perainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui’.(Qs.al-Ankabut : 64)
b. Menyadari tugas manusia di dunia sebagai kekhalihan di permukaan bumi, yang akan diminta pertanggung jawabannya di akhirat. Dengan demikian kita akan selalu menjadikan dunia sebagai sarana untuk bebuat baik dan beribadah kepada Allah swt.
c. Selalu membiasakan diri untuk tidak meminta sesuatu yang berlebihan, menerima dengan lapang dada hasil dari apa yang diuasahakan.

B. TAWAKAL


1. Pengertian tawakal
Menurut bahasa berasal dari bahasa arab wakkala yang artinya menyerahkan atau mempercayakan.
Menurut istilah, tawakkal didefenisikan dalam kalimat yang berbeda-beda namun tetap dalam arti yang sama.
a. Menyerahkan segala perkara, ikhtiar dan usaha yang dilakukannya serta diri sepenuhnya untuk mendapat manfaat atau menolak mudharat dari Allah swt.
b. Berserah diri kepada kehendak Allah swt.dan percaya dengan sepenuh hati atas keputusan-Nya.
c. Membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah swt. dan menyerahkan keputusan segala sesuatu kepada-Nya.
d. Berserah diri kepada Allah swt dengan penuh keikhlasan baik dalam penderitaan, cobaan, maupun kebahagiaan.

2. Dalil tentang tawakkal
وَمَنْ يَّتَوَ كَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيْئٍ قَدْرًا (الطلاق : 3)
Artinya :
“Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan bagi tiap-tiap sesuatu.”(QS.At-Thalaq:3).
Hadist Nabi, artinya:

...لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا (رواه الترمذي)
Artinya:
“Jikalau kamu tawakal kepada Allah dan berserah diri sepenuhnya, maka kamu akan mendapat rizki seperti rizki burung-burung yang diwaktu pagi berada dalam keadaan lapar dan kembali sore dengan perut kenyang.”(HR.Turmuzi).

3. Tingkatan tawakkal
Berdasarkan tingkatannya tawakkal dibagi menjadi beberapa tingkatan, diantaranya adalah:
a. Tawakkalul wakil, artinya sesorang yang mempercayakan urusannya kepada sang wakil yaitu Allah swt. tawakkal seperti ini dilakukan oleh mukmin biasa.
b. Tawakkal Taslim, artinya seseorang ysng tidak membutuhkan sesuatu selain Allah swt. tingkatan tawakkal seperti ini adalah tawakkalnya para Nabi/Rasul.

4. Contoh perilaku tawakkal
a. Selalu mempersiapkan diri terhadap kemungkinan yang terjadi pada dirinya. seperti bersyukur apabila mendapat karunia ,jika tidak ia akan bersabar.
b. Tenang dalam menjalankan kehidupan, tidak pernah berkeluh resah dan gelisah.
c. Selalu giat bekerja dan ikhtiar, karena ia berprinsip bahwa langit tidak akan pernah menurunkan hujan emas dan perak.
d. Selalu giat berdo’a kepada Allah
e. Menerima segala ketentuan Allah swt. dengan ridho terhadap dirinya dan keadaannya.
f. Berusaha memperoleh sesuatu yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain.

5. Membiasakan diri berperilaku tawakal.
a. Membaca sejarah para Nabi dan Rasul Allah swt.sebagai suri tauladan dalam kehidupan kita. Seperti kesabaran Nabi Ayyub as. Dari cobaan yang ditimpakan kepadanya dll.
b. Selalu giat bekerja, ikhtiar dan berdo’a.
c. Melatih kesabaran dengan memperbanyak ibadah sunah sesudah ibadah wajib.
d. Selalu memiliki sifat optimis dan tidak putus asa, dengan prinsip hidup tidak datu jalan keroma.

Kesimpulan
1. Zuhud dan tawakkal termasuk sifat yang terpuji.
2. Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk menguasai kemewahan dunia sesuai dengan kadar kemampuannya
3. Tawakkal adalah Berserah diri kepada kehendak Allah swt.dan percaya dengan sepenuh hati atas keputusan-Nya.

Posting Komentar untuk "Zuhud dan Tawakal "